CLICK HERE FOR THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES »

ASSALAMU'ALAKUM

zwani.com myspace graphic comments

Sabtu, 29 November 2008

Sama-Sama Bego

Suyono dan Syarwan pergi mancing, mengikuti jejak Soeharto. Mereka menyewa satu perahu dan berangkat ke arah Pulau Seribu.

Di laut dekat Pulau Putri, mereka berhasil menangkap seekor ikan barakuda yang besar. Mereka saling bersalaman, saking gembira. "Ayo kita tandai laut itu, supaya kalau kita mancing lain kali bisa mudah menemukan tempatnya", usul Syarwan. Suyono setuju. Ia pun mengambil cat hitam dan terjun ke laut, dan membuat satu huruf "X" di suatu tempat, dan satu-satunya tempat yang bisa ia cat adalah dasar perahu.

Syarwan punya ide yang lebih bargus: "Yon, tandanya dibikin besar, dong. Biar ‘ntar mudah dicari kalau kita pakai perahu ini lagi."

Sesama Setan

Setelah bermalam di Musdalifah, Soeharto beserta rombongan dan pengawalnya menuju Mina untuk melempar jumroh sebanyak tiga kali, yang disebut sebagai Ula, Wusta dan Aqobah. Bagian dari ibadat haji ini merupakan simbol dari upaya mengusir setan sebelum ke Masjidil Haram.

Begitu tiba di tempat melempar jumroh pada saat subuh, Pak Harto segera mengambil batu dan melemparkannya kearah tiang tempat setan. Namus Soeharto dan rombongan sangat terkejut begitu batu yang dilemparkannya itu kembali kearah dirinya dari arah kegelapan. Untung anggota Paspampres yang berada di dekat Soeharto sigap menangkapnya.

Setelah bisa menguasai diri, Soeharto kembali mengambil batu dan melemparkannya sekali lagi ke arah tiang. Namun kali ini, batu yang dilempar kembali. Para anggota Paspampres segera menyebar. Semua anggota rombongan tegang. Mereka mengira ada anggota ekstrem kanan yang berniat membunuh Soeharto.

"He, siapa kamu yang melempar batu ke arah presiden? Saya perintahkan keluar. Cepat, atau saya tembak!" teriak kepala Paspampres.

Tunggu punya tunggu tak ada siapa pun yang tampak. Namun, tiba-tiba dari balik kegelapan tempat tiang setan terdengar suara, "He, sesama setan dilarang saling melempar batu!"

sebuah tebakan

Misalkan Soeharto, Feisal, Habibie dan Harmoko sedang duduk bersama-sama di dalam sebuah lubang perlindungan. Lantas sebuah pesawat pembom melintas di atasnya. Sebuah bom jatuh dan tepat meledak di lubang perlindungan itu.

Siapa yang selamat? Rakyat Indonesia!!!

Jenis - Jenis KB

1. Kalau 5 tahun kawin, langsung punya 4 anak, itu
berarti KB = KUMPUL BOCAH.
2. Kalau 5 tahun kawin, anak cuma satu, itu
berarti KB = KURANG BERGAIRAH.
3. Kalau sudah 5 tahun kawin, belum punya anak, itu
berarti, KB = KURANG BISA.
4. Kalau 5 tahun pacaran belum juga kawin, itu
berarti, KB = KAGAK BERANI.
5. Kalo kagak pacaran tapi punya anak, itu
berarti KB = Ketelanjuran Bunting
6. Kalo kagak punya pacar dan anak, itu
berarti KB = Kayaknya Bencong deh

akhir dari sebuah pertengkaran

Saat makan siang bersama, Rudi mengobrol dengan Agus tetangga sebelah rumahnya.

Rudi: "Gus, aku dengar kamu semalam bertengkar dengan istrimu?"

Agus: "Ya betul..."

Rudi: "Wahhh... pasti seru dong? Gimana akhirnya?"

Agus: "AKhirnya ia berlutut di depanku..."

Rudi: "Wuahhhh hebat sekali lo...Bener-bener lo pria sejati, lalu apa kata istrimu?"

Agus: "Isteriku berteriak dengan kerasnya, "Hei kalau kamu laki-laki, keluarlah dari bawah ranjang dan hadapi aku!!"

Rudi: "@#$!%^&%"

Rabu, 26 November 2008

Terjun Bebas

Suatu hari tersebutlah seorang pria. Si pria ini kerja sebagai tukang bersih-bersih jendela luar gedung-gedung yang sangat tinggi...
Naahhh suatu hari siang si pria lagi asik asiknya membersihkan jendela geduing di lantai 20.
TIBA_TIBA!!! dari bawah temenya berteriaakk... "BUUUDDD BUUDD ANAK LOE MENINGGAL..."
Si pria ini sangat terkaget shock dan karena itu dia langsung loncat terjun bebas dari lantai 20..
Setelah terjun bebas, dia sampai lantai 15 dan berpikir... "HAH!! GUE KAN BELUM MENIKAAAHHH!!!"
Sampai lantai sepuluh.... "HAH KALO GUE BELOM MENIKAH MANA MUNGKIN GUE PUNYA ANAAAKKK...??"
Sampai lantai lima... "HAH BUSSET NAMA GUA BUKAN BUDI!!"
Sampai bawah selesailah kisah si pria ini.

Selasa, 25 November 2008

Seruling Sakti

Pada zaman dahulu terdapat sebuah pekan kecil yang sangat cantik terletak di kaki bukit. Pekan tersebut di kenali Hamelyn. Penduduk di pekan tersebut hidup dengan aman damai, tetapi sikap mereka tidak perihatin terhadap kebersihan. Pekan tersebut penuh dengan sampah sarap. Mereka membuang sampah di merata-rata menyebabkan pekan tersebut menjadi tempat pembiakan tikus. Semakin hari semakin banyak tikus membiak menyebabkan pekan tersebut dipebuhi oleh tikus-tikus.

Tikus-tikus berkeliaran dengan banyaknya dipekan tersebut. Setiap rumah tikus-tikus bergerak bebas tanpa perasaan takut kepada manusia. Penduduk di pekan ini cuba membela kucing untuk menghalau tikus dan ada diantara mereka memasang perangkap tetapi tidak berkesan kerana tikus terlampau banyak. Mereka sungguh susah hati dan mati akal bagaimana untuk menghapuskan tikus-tikus tersebut.

Musibah yang menimpa pekan tersebut telah tersebar luas ke pekan-pekan lain sehinggalah pada suatu hari seorang pemuda yang tidak dikenali datang ke pekan tersebut dan menawarkan khidmatnya untuk menghalau semua tikus dengan syarat penduduk pekan tersebut membayar upah atas kadar dua keping wang mas setiap orang. Penduduk di pekan tersebut berbincang sesama mereka diatas tawaran pemuda tadi. Ada diatara mereka tidak bersetuju oleh kerana mereka tidak sanggup untuk membayar upah yang sangat mahal. Setelah berbincang dengan panjang lebar akhirnya mereka bersetuju untuk membayar upah seperti yang diminta oleh pemuda itu kerana mereka tidak mempunyai pilihan lain.

Keputusan tersebut dimaklumkan kepada pemuda tadi, lalu dia mengeluarkan seruling sakti dan meniupnya. Bunyi yang keluar dari seruling itu sangat merdu dan mengasik sesiapa yang mendengarnya. Tikus-tikus yang berada dimerata tempat didalam pekan tersebut mula keluar dan berkumpul mengelilinginya. Pemuda tadi berjalan perlahan-lahan sambil meniup seruling sakti dan menuju ke sebatang sungai yang jauh dari pekan tersebut. Apabila sampai ditepi sungai pemuda tadi terus masuk kedalamnya dan diikuti oleh semua tikus.Tikus-tikus tadi tidak dapat berenang didalam sungai dan semuanya mati lemas.

Kini pekan Hamelyn telah bebas daripada serangan tikus dan penduduk bersorak dengan gembiranya. Apabila pemuda tadi menuntut janjinya, penduduk tersebut enggan membayar upah yang telah dijanjikan kerana mereka mengangap kerja yang dibuat oleh pemuda tadi tidak sepadan dengan upah yang diminta kerana hanya dengan meniupkan seruling sahaja. Pemuda tadi sangat marah lalu dia menuipkan seruling saktinya sekali lagi. Irama yang keluar dari seruling itu sangat memikat hati kanak-kanak menyebabkan semua kanak-kanak berkumpul di sekelilingnya. Satelah semua kanak-kanak berkumpul pemuda tadi berjalan sambil meniupkan seruling dan diikuti oleh semua kanak-kanak. Pemuda itu membawa kanak-kanak tersebut keluar dari pekan Hamelyn. Setelah Ibu Bapa menyedari bahawa mereka akan kehilangan anak-anak, mereka mulai merasa cemas kerana kanak-kanak telah meninggalkan mereka dan mengikuti pemuda tadi. Mereka mengejar pemuda tadi dan merayu supaya menghentikan daripada meniup seruling dan memulangkan kembali anak-anak mereka. Merka sanggup memberi semua harta benda yamg ada asalkan pemuda tersebut mengembalikan anak-anak mereka.

Rayuan penduduk tidak diendahkan oleh pemuda tadi lalu mereka membawa kanak-kanak tersebut menuju kesuatu tempat dan apabila mereka sampai disitu muncul sebuah gua dengan tiba-tiba. Pemuda tadi mesuk ke dalam gua itu dan diikuti oleh kanak-kanak. Setelah semuanya masuk tiba-tiba gua tersebut gaib dan hilang daripada pandangan penduduk pekan tersebut. Mereka tidak dapat berbuat apa-apa oleh kerana mereka telah memungkiri janji yang mereka buat. Merka menyesal diatas perbuatan mereka tetapi sudah terlambat. Sesal dahulu pendapatan sesal kemudian tidak berguna.

Sehingga hari ini penduduk pekan Hamelyn tidak melupakan kesilapan yang dilalukan oleh nenek moyang mereka. Menepati janji adalah pegangan yang kuat diamalkan oleh penduduk pekan Hamelyn sehingga hari ini.